Senin, 06 Juli 2015

Pendakian Gunung Sindoro Via Kledung (3.153 mdpl)

"Ma, hari Sabtu aku naik gunung ya."
"Gunung mana?"
"Sindoro."
"Lho, kok kesana lagi? Bukannya kapan hari sudah kesana?" Tanya Mama dengan wajah bingung.
"Kemarin kan Sumbing, Ma."
"Bukannya itu gunung yang sama?!"
"Beda, Ma."
"Halah, paling juga sama. Berangkat bersih, pulang mesthi reged kabeh wes ngono pincang neh mlakune. Ya wes ati-ati ya."

     Yes! Sudah dapat SIM (Surat Ijin Mendaki). Walaupun diomelin tapi aku tahu itu omelan sayang (^_^). Hati tidak tenang jika orang tua belum mengijinkan. Rasanya sudah ingin cepat-cepat packing peralatan di kos. Akhir minggu ini pas banget kerjaan testing selesai. Mendaki gunung Sindoro kali ini benar-benar seperti menjadi obat penat.
     Kali ini kami berangkat ber-9 menuju base camp gunung Sindoro yang terletak di Jalan Walisongo 1, RT 08 RW 03, Kledung, Temanggung. Base camp ini mudah ditemukan karena terletak dekat dengan jalan. Sudah hampir tengah malam ketika kami tiba di base camp. Tempat parkir cukup sesak dan beberapa kelompok pendaki yang sudah datang duluan memenuhi gedung base camp. Kami berencana akan bermalam dan memulai pendakian keesokan paginya.

Gunung Sindoro
     Pagi itu cerah sekali dan cuaca cukup dingin. Kami bersiap untuk memulai pendakian diawali dengan doa bersama dan tidak lupa kami membawa persediaan air sebanyak mungkin karena di gunung Sindoro tidak terdapat mata air. Pagi itu teman-teman menyempatkan pergi ke pasar untuk berbelanja sayur untuk dimasak di gunung nanti. Setelah sarapan kami pun kembali ke base camp untuk bersiap-siap.
     Kami memutuskan untuk jalan kaki dari base camp sampai Pos I. Jika kalian ingin menyingkat waktu bisa naik ojek yang disediakan penduduk sekitar dengan membayar sesuai tarif. Menurut info dapat menyingkat waktu kurang lebih 1.5 jam. Setelah semua siap kira-kira pukul 09:00 AM kami berangkat. Seperti gunung Sumbing, trek awal pendakiannya berupa ladang penduduk dan jalan batu yang ditata dengan rapi.
Peta Pendakian Sindoro Via Kledung
     Dengan berbekal peta dari base camp kami berjalan menuju Pos I, tetapi sebenarnya kami tidak menemukan dimana Pos I itu. Kami hanya melihat Pos ojek saja, tidak ada tanda-tanda tulisan Pos I. Atau sebenarnya pos ojek itu adalah Pos I? Entahlah, kami terus berjalan dan ketika sudah waktunya makan siang kami tiba di Pos II. Nafasku sudah ngos-ngosan dan kaki sudah mulai lelah maka kami memutuskan  istirahat di Pos II sekalian makan dan menunggu beberapa teman yang sholat. Nasi telur dan kering tempe yang kami beli di warung dekat pasar tadi terasa sangat nikmat, nyam!
     Setelah makan siang kami pun melanjutkan perjalanan. Tidak seperti dari Pos ojek sampai Pos II yang banyak bonusnya, trek menuju Pos III sudah tidak ada bonus dan semakin menanjak. Di Pos III terdapat banyak tempat untuk mendirikan tenda dan banyak sesemakan. Sebenarnya Pos III merupakan tempat yang baik untuk mendirikan tenda tetapi terlalu jauh dari puncak dan masih banyak kawanan babi hutan yang sering menyerbu sisa-sisa makanan. Tetapi tetap saja ada banyak orang yang mendirikan tenda di Pos III ini. Sempat aku dengar beberapa percakapan tentang serbuan babi hutan tadi malam. Tak bisa ku bayangkan kalau aku di kejar babi hutan hahahaha. Karena banyak orang mendirikan tenda di Pos III terdapat banyak sekali sampah yang menumpuk. Hal ini juga yang menyebabkan babi hutan datang pada malam hari. Mereka tertarik dengan bau makanan dan sampah-sampah yang dibuang sembarangan. Tidak ingin mengganggu dan diganggu kawanan babi hutan kami pun terus berjalan untuk mencari tempat yang lebih tinggi.


Sumbing dari SindoroSumbing dari Sindoro

     Kami sudah mulai menyusuri jalan berbatu terjal yang jarang pohon dan matahari pun sudah mulai condong ke barat, tetapi belum melihat tanda-tanda Pos IV. Waktu bahkan belum menunjukkan pukul 3 sore, tetapi hawa dingin sudah menyerbu. Semakin sering berhenti untuk beristirahat semakin terasa dingin. Tetapi apa daya karena memang jalanku pelan dan sering berhenti mau tak mau harus menahan dingin. Angin terasa berhembus cukup kencang tanpa ada pepohonan yang menghalangi. Beberapa teman kami yang berjalan lebih cepat mendahuluiku dan mencari tempat untuk mendirikan tenda.
     Sebelum matahari tenggelam tenda-tenda kami sudah berdiri dan segera kami menyiapkan makan malam. Selain perut sudah lapar kami harus terus bergerak agar badan tetap hangat. Sungguh dingin luar biasa ketika sinar matahari sudah tidak menyentuh tanah di sekitar kami. Setelah kenyang kami pun asyik mengobrol hingga mata ini terasa berat. Sering kali aku terbangun di tengah-tengah tidurku karena hawa dingin yang luar biasa. Bahkan lubang kecil di tenda kami terasa menyemburkan angin dingin ke dalam. Tapi puji Tuhan cuaca cerah dan tidak hujan. Sebenarnya kami sudah bersiap diri jika kehujanan karena ramalan cuaca di internet mengatakan akan hujan malam itu.

     Pukul 4 pagi mas Budi sudah memanggil-manggil berusaha membangunkan. Tapi mata masih berat dan dingin membuatku malas keluar dari tenda. Baru setengah jam kemudian aku berhasil mengalahkan kantuk dan malasku, berjalan menuju puncak. Aku membutuhkan waktu sekitar 1.5 jam berjalan menuju puncak, tentu saja teman yang lain jauh lebih cepat hahaha. Getih dan mas Buyung dengan sabar menemani langkah pelanku. 
     Ternyata Pos IV tidak jauh dari tempat kami mendirikan tenda. Setelah kedinginan dan nafas yang sudah mau putus rasanya kami pun tiba di puncak. Semua lelah tiba-tiba hilang kalau sudah di puncak. Mungkin kalian merasakan hal yang sama, rasanya badan sudah tidak kuat lagi tetapi semua lelah hilang ketika tiba di puncak.

    
     Puncak gunung Sindoro tidak nampak seperti foto-foto yang kulihat di internet selama ini. Di foto-foto itu nampak kawahnya digenangi air sehingga terlihat seperti danau. Tetapi kini kawah Sindoro sudah nampak aktif lagi. Bau belerang menyengat hidung dan asap serta lumpur panas memenuhi kawah yang dulunya terisi air. Banyak tanaman-tanaman kering di sekitar kawah karena kawah ini aktif kembali sejak sekitar tahun 2011. Selain kawah Sindoro yang walaupun tampak mengerikan tapi sekaligus indah, pemandangan dari puncak gunung Sindoro ini benar-benar luar biasa. Tampak jajaran gunung dari gunung Ungaran, gunung Lawu, Gunung Telomoyo, gunung Merbabu, gunung Merapi, gunung Sumbing dan bahkan si mungil gunung Andong. Senangnya hari itu sangat cerah dan semua gunung-gunung tampak jelas. Beberapa teman mengitari kawah dan kata mereka gunung Prau dan gunung Slamet juga terlihat jelas.

Kawah di Puncak Gunung Sindoro
     Tak lupa aku dan Getih berdoa di puncak sebelum turun. Sudah puas foto dan sudah puas bermain-main di puncak, kami pun turun untuk makan siang dan packing. Pukul 11 siang kami mulai menuruni gunung Sindoro. Turun memang tidak selalu lebih mudah dari pada naik. Berkali-kali aku terjatuh karena jalan licin berkerikil. Ditambah lagi banyak pendaki-pendaki yang entah kenapa mendirikan tenda di tengah jalan di sekitar Pos III. Tetapi hati senang karena melihat beberapa pendaki yang dengan semangat membawa turun sampah mereka. Tidak banyak yang begitu, tetapi ada. Memang kita naik gunung itu bayar, tetapi itu bukan alasan kita buang sampah sembarangan. Jangan jadi manja dan dengan mudah menghalalkan diri membuang sampah sembarangan hanya karena telah membayar. Ingat, kebersihan adalah sebagian dari iman. Ini bukan soal uang, tetapi soal kualitas pribadi masing-masing :)

Pemandangan dari tempat mendirikan tenda
     Sungguh senang bisa mendaki gunung Sindoro. Walaupun mama benar, badan dan baju kotor semua dan kaki juga agak pincang tetapi pengalaman memang berharga lebih bagi kita. Terima kasih Getih, pak Giana, mas Buyung, mas Budi, mas Aris, Refan, Eko dan Budi anduk sudah bersama mendaki gunung Sindoro. Akhir kata, meniru gaya bicara Budi yang entah bagaimana mengejanya dan apa makna sesungguhnya, kalian memang Sledug!!! hahahahaha..

Jajaran gunung dari puncak Sindoro
Info pendakian
1. Estimasi waktu kami:
  • Base camp - Pos ojek: 1 jam.
  • Pos ojek - Pos II: 1 jam.
  • Pos II - Pos III:1.5 jam.
  • Pos III - Pos IV: 3 jam.
  • Pos IV - Puncak:1 jam.
  • Total naik: 11 jam.
  • Estimasi jalan turun dari puncak kurang lebih separuh jalan naik, kira-kira: 4-6 jam.
2. Bawalah bekal air sebanyak mungkin karena tidak ada mata air selama pendakian.
3. Disarankan bermalam sebelum batas camp hutan lamtoro di atas pos III karena setelah batas camp tidak ada pohon dan angin cukup kencang.
4. Berhati-hatilah jika mendirikan tenda di sekitar Pos III karena masih terdapat babi hutan. Dilarang membunuh ataupun melukai babi hutan maupun hewan-hewan yang lain.
5. Waktu yang disarankan untuk berada di puncak gunung Sindoro adalah pukul 7 pagi sampai 12 siang.
6. Jangan lupa sampah dibawa turun ya mas-mas dan mbak-mbak pendaki yang budiman dan tidak manja :).

Selamat mendaki.
-Veronika