Rabu, 04 September 2013

Candi Sambisari Kabupaten Sleman

Minggu, 1 September, 2013

     Minggu pagi kami sudah bersiap-siap untuk pergi keliling candi-candi di Jawa Tengah lagi. Rencananya aku dan Getih akan pergi ke Candi Ngawen di daerah Muntilan. Kami berangkat dari Salatiga ke Muntilan menuju ke Candi Ngawen dan harus merasa cukup kecewa karena jalan menuju Candi Ngawen ditutup karena ada acara pengajian. Wah, padahal dah semangat mau kesana. Tapi tak apalah bisa lain waktu mencoba kesana lagi.
     Karena rencana awal gagal akhirnya kami melanjutkan perjalanan ke Candi Prambanan. Sebenarnya sudah berkali-kali aku ke Candi Prambanan, tetapi malah belum pernah ke candi-candi yang satu komplek dengan Candi Prambanan. Maka rencana pun diubah, yang penting hari ini harus mengunjungi Candi :).
     Dari Muntilan kami melaju ke arah Yogyakarta dengan riang gembira. Cuaca juga sangat cerah jadi kami tidak perlu khawatir kehujanan dijalan. Waktu kami melaju di jalan Yogya-Solo tanpa sengaja aku melihat plang penunjuk jalan ke Candi Sambisari dan mumpung dekat aku dan Getih sekalian ingin mengunjungi Candi Sambisari ini. Letaknya tidak terlalu jauh dari jalan Yogya-Solo dan mudah diakses baik menggunakan mobil ataupun motor. Candi Sambisari terletak di desa Sambisari, Kelurahan Purwo martani, Kalasan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.

Candi Sambisari
      Untuk masuk ke Candi Sambisari ini dikenakan biaya sebesar Rp 2.000,-. Setelah memarkir motor kami pun langsung berkeliling. Candi Sambisari terdiri dari 1 candi induk dan 3 candi perwara serta dikelilingi oleh 2 lapis tembok batu. Candi perwara sisi utara dan selatan berukuran 4.8 x 4.8m sedangkan candi perwara tengah berukuran 4.9 x 4.8 m. Secara keseluruhan komplek Candi Sambisari dikelilingi pagar berukuran 48 x 50 m.
Candi induk
Lingga Yoni di Candi induk Sambisari
      Dilihat dari relief dan Lingga Yoni yang masih terjaga, Candi Sambisari ini merupakan candi Hindu. Aku sangat senang ketika melihat masih ada relief, patung serta Lingga Yoni yang masih utuh karena biasanya benda-benda sejarah seperti itu habis ludes dijarah orang-orang yang tidak bertanggung jawab dan hanya memikirkan uang saja (-_-").
     Pada Candi Sambisari masih terdapat arca Ganesha disisi timur dan Dewi Durga disisi utara. Dalam agama Hindu, Ganesha dikenal sebagai Dewa pengetahuan dan kecerdasan, Dewa pelindung, Dewa penolak bala/bencana dan Dewa kebijaksanaan sedangkan Dewi Durga adalah istri dari Dewa Siwa dan merupakan ibu dari Ganesha. Sedangkan disisi selatan seharusnya terdapat arca Agyasta yang sudah dicuri orang.

Arca GaneshaGetih dan Arca Durga



Sisi samping Candi induk Sambisari


Getih terbang (^_^)

Aku terbang (^_^)v


     Ketika Candi Sambisari ini digali ditemukan benda-benda peninggalan yang berupa guci dan beberapa arca. Terdapat pula Jaladwara (gambar kanan atas) yang merupakan binatang bawah laut yang mirip ikan. Mulutnya panjang menganga dan bibir atas melingkar ke atas seperti belali gajah yang diangkat. Pada bagian belakan terdapat ekor panjang yang biasanya berfungsi sebagi saluran air. Jaladwara biasanya ditempatkan di sudut-sudut bangunan candi untuk menyalurkan air pada saat hujan, kalau jaman sekarang mungkin kita menyebutnya dengan talang (pipa) air mungkin ya :D
     Selain itu ditemukan pula sebuah arca Dewi (gambar kanan bawah) di sekitar komplek Candi Sambisari ini. Menurut papan informasi arca ini menurut atributnya merupakan arca yang bersifat Budhis. Aneh juga ya mengingat Candi Sambisari merupakan candi yang bercorak Hindu. Terdapat pula prasasti emas pada candi ini yang bertuliskan huruf Jawa kuno yang berbunyi "Om Siwa Sthana" yang memiliki arti hormat, pembuatan tempat (rumah) bagi Siwa. Benar juga, dilihat dari arca-arca yang masih utuh pada dinding candi (arca Durga dan Ganesha) ini semuanya berhubungan dengan Dewa Siwa jadi bisa dikatakan candi ini dibangun untuk penghormatan kepada Dewa Siwa.


     Ketika mengunjungi bagian informasi kami bertemu dua adik kecil yang bersepeda diteriknya siang untuk mengunjungi candi ini. Wow, masih kecil tapi sudah tertarik dengan peninggalan bersejarah. Kami melihat mereka mengurutkan candi-candi yang telah mereka kunjungi pada peta yang terpampang di gedung informasi tersebut. Dik Vio dan dik Dimas terus semangat ya mengunjungi candi-candi dan jangan lupa untuk selalu menjaganya :).









Tidak ada komentar:

Posting Komentar