Beberapa bulan yang lalu posisi meja kerja di kantor diubah. Semua
digeser dan dikelompokkan menurut project masing-masing, dan posisi
mejaku yang sekarang sungguh syahdu. Dari kursi kerjaku bisa aku lihat
dari kejauhan pemancar dan juga puncak Merbabu. Kebetulan beberapa teman
berencana mendaki gunung Merbabu dan semakin menjadi-jadilah
keinginanku untuk mendaki.
Seperti kita tahu, manusia bisa saja menjadi sangat kuat mengalahkan masalah-masalah besar atau dapat menjelajah ke ujung-ujung gunung tertinggi di bumi, bahkan sanggup ke luar angkasa sana. Tetapi manusia juga dapat menjadi sangat lemah hanya karena sebuah masalah kecil yang menimpanya, membuatnya jatuh dalam keputusasaan. Ya, kali ini memang gunung Merbabu lagi yang kudaki, jalur Selo ini belum pernah kulewati sebelumnya, sama sekali asing. Tapi lewat jalur ini aku mencapai puncak Triangulasi sekali lagi setelah 2 atau 3 tahun yang lalu :).
Seperti kita tahu, manusia bisa saja menjadi sangat kuat mengalahkan masalah-masalah besar atau dapat menjelajah ke ujung-ujung gunung tertinggi di bumi, bahkan sanggup ke luar angkasa sana. Tetapi manusia juga dapat menjadi sangat lemah hanya karena sebuah masalah kecil yang menimpanya, membuatnya jatuh dalam keputusasaan. Ya, kali ini memang gunung Merbabu lagi yang kudaki, jalur Selo ini belum pernah kulewati sebelumnya, sama sekali asing. Tapi lewat jalur ini aku mencapai puncak Triangulasi sekali lagi setelah 2 atau 3 tahun yang lalu :).
Pemancar dari Puncak Triangulasi |
Kali ini aku tidak akan bercerita tentang bagaimana perjalanan pendakian
kami, berapa lama kami menghabiskan waktu mencapai dari pos yang satu
ke pos yang lain hingga mencapai puncak, atau bagaimana track yang harus
kami lalui. Aku hanya ingin mengenang beberapa penggal perjalanan ke
puncak Merbabu lewat foto-foto hasil jepretan sendiri dan dengan kamera
handphone yang kupunya.
Persiapan pendakian |
Pos II |
Perjalanan menuju puncak Merbabu ini
merupakan perjalanan pendakian tepat sebelum aku menjalani operasi dan
jujur saja perjalanan ini adalah salah satu perjalanan yang menguatkanku
dalam menghadapi masa-masa sebelum dan setelah operasi. Pendakian lewat
jalur Selo ini cukup berat buatku pribadi karena tidak terdapat mata
air yang berarti kita harus membawa lebih banyak air dan jalur yang
lebih panjang jika dibandingkan dengan jalur yang lain. Selain itu ada
beberapa kejadian yang membuat aku pribadi sadar bahwa menjadi kuat itu
adalah pilihan. Harus berlatih memang agar menjadi lebih kuat,
tetapi kita harus memilih menjadi kuat atau kita akan tergilas kalah
oleh masalah-masalah kita.
Padang edelweiss Pos III |
Pos III |
Seperti dalam sebuah pendakian, bukan hanya puncak yang kita kejar. Tapi lebih kepada pencapaian perjalan kita setapak demi setapak. Luangkan waktu menoleh ke belakang dan lihatlah betapa banyak kaki kita sudah melangkah melewati tebing-tebing dan jalan terjal itu, dan banggalah akan itu. Sekuat dan seberani itu tubuh kita membawa ambisi untuk melewati masalah-masalah hidup kita.
Gunung Merapi dari track menuju puncak Merbabu |
Jika takut melangkah karena takut salah, sudah hajar saja. Pilih salah satu, putuskan yang mana saja. Lewati jalan yang menurut kita paling benar saat itu. Bekal kita cukup dan mental kita tinggi kawan. Karena tidak ada jalan yang salah. Semuanya pada akhirnya akan berujung pada sesuatu yang baru dan berakhir pada hal tak terduga lainnya. Jika berakhir salah jadikan sebagai pelajaran, jika berakhir menyenangkan jadikan sebuah penghiburan untuk jalan-jalan salah yang mungkin akan kita ambil dimasa depan. Semua jalan tidak sia-sia hanya menjadi kenangan, karena inti dari hidup adalah selalu belajar.
Hahahahahaha....melow sekali pendakian kali ini. Mau apa? Memang itu yang dirasa (^_^). Terima kasih Merbabu akan pembelajaran yang berharga dan terima kasih teman-teman atas canda tawa serta perhatiannya selama pendakian. Kita kuat!!
Semoga segera bisa mendaki lagi!!!Puncak Triangulasi Gunung Merbabu |
-Veronika
Tips ketika mendaki di musim hujan ..
BalasHapusLink : >>Cara menghangatkan tubuh pada saat digunung<<